MAHARATINEWS, Palangka Raya – Inflasi kembali menekan perekonomian Kalimantan Tengah pada November 2025, dengan kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 0,19 persen, berdasarkan hasil pemantauan Badan Pusat Statistik (BPS) Kalteng. Kondisi ini menunjukkan tekanan harga masih berlangsung di sejumlah komoditas penting, terutama pangan dan perawatan pribadi.
Rilis resmi disampaikan Statistisi Ahli Madya BPS Kalteng, M. Taufiqurrahman, dalam Press Release Perkembangan IHK di Aula BPS, Senin (1/12/2025).
“Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya memberikan andil terbesar terhadap inflasi bulanan, yaitu 0,06 persen. Komoditas utama penyumbang inflasi adalah ikan gabus, emas perhiasan, angkutan udara, terong, bayam, dan tomat,” jelas Taufiqurrahman.
Ia menerangkan bahwa kenaikan harga ikan gabus terjadi akibat tingginya curah hujan yang menurunkan hasil tangkapan, sementara tanaman sayur seperti bayam dan terong banyak yang rusak.
Secara year-on-year, Kalimantan Tengah tercatat mengalami inflasi sebesar 2,56 persen, dengan kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang terbesar.
“Emas perhiasan menyumbang 0,60 persen, sigaret kretek mesin 0,16 persen, serta beras dan kopi bubuk turut mendorong inflasi tahunan,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan bahwa dari empat kabupaten/kota IHK, dua daerah mengalami inflasi bulanan—Kapuas dan Palangka Raya—sementara dua lainnya mencatat deflasi.
“Komoditas emas perhiasan dan terong menjadi penyumbang inflasi paling dominan di seluruh wilayah,” tambahnya.
Selain inflasi, BPS turut melaporkan perkembangan Nilai Tukar Petani (NTP) yang naik tipis menjadi 135,07 pada November 2025. “Peningkatan NTP terutama terjadi pada subsektor tanaman pangan, hortikultura, dan perikanan,” papar Taufiq.
Di sisi perdagangan luar negeri, ekspor Kalteng Januari–Oktober 2025 menurun 11,06 persen akibat turunnya harga batu bara, meski neraca perdagangan tetap surplus US$2,857 miliar.
Sektor pariwisata dan transportasi juga menunjukkan dinamika berbeda, dengan tingkat hunian hotel sedikit naik, sementara jumlah penumpang transportasi udara dan laut terus meningkat pada Oktober 2025. (mnc-red)

