MAHARATINEWS, Palangka Raya – Bandara Tjilik Riwut menjadi sorotan setelah jumlah penumpang turun drastis pada Mei 2025.
“Hanya 110.177 orang yang terlayani sepanjang bulan, padahal April masih 149.478 penumpang. Artinya, terjadi penurunan 26,29 persen,” ujar Kepala BPS Kalteng Agnes Widiastuti saat memaparkan data di Ruang Vicon, Selasa (1/7/2025).
Agnes menegaskan frekuensi penerbangan ikut terkoreksi. “Maskapai memangkas jadwal dari 1.472 menjadi 1.316 penerbangan, turun 10,60 persen. Efisiensi ini memengaruhi mobilitas warga,” jelasnya.
Meski demikian, Bandara Tjilik Riwut masih menyumbang 51,96 persen pergerakan penumpang dan 79,15 persen arus kargo udara.
Lalu lintas barang lewat udara pun melemah 14,53 persen menjadi 2.499 ton. Volume bagasi turun tajam, terutama pengiriman hasil perikanan segar.
Agnes menilai ketidakpastian harga avtur dan penyesuaian tarif mendorong pelaku usaha beralih ke moda lain.
Berbanding terbalik, pelabuhan laut justru sibuk mengangkut barang. Frekuensi kunjungan kapal naik 15,26 persen menjadi 967 call.
“Namun penumpangnya merosot setengah, tinggal 36.917 orang. Banyak warga memilih jalur darat pascalibur Lebaran,” katanya.
Kendati penumpang berkurang, kargo laut melonjak 18,70 persen menembus 2,49 juta ton.
Pelabuhan Sampit memegang 50,09 persen distribusi barang, sedangkan Kumai menguasai 79,13 persen pergerakan penumpang.
“Data ini menegaskan peran ganda kedua pelabuhan sebagai nadi logistik Kalteng,” tutur Agnes.
Ia mengingatkan, ketimpangan penumpang dan barang perlu direspons operator. “Maskapai harus meninjau tarif, sedangkan pelindo menambah kapasitas bongkar muat. Pemerintah daerah juga wajib menjaga konektivitas agar rantai pasok tetap lancar,” tegasnya.
Secara umum, BPS menilai sektor transportasi Kalteng memasuki fase penyesuaian pascaperiode mudik.
“Mobilitas manusia turun, tapi pergerakan ekonomi lewat kargo tetap kuat. Ini peluang bagi logistik untuk berinovasi,” tutup Agnes. (mnc-red)