MAHARATINEWS, PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah mengambil langkah cepat dan strategis dalam mengantisipasi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di musim kemarau 2025.
Gubernur H. Agustiar Sabran telah menerbitkan Surat Edaran Nomor 360/339/BPBPK/2025 tertanggal 20 Mei 2025, yang menekankan pentingnya kesiapsiagaan lintas sektor.
Edaran ini menyusul prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) bahwa musim kemarau akan berlangsung antara dua hingga empat setengah bulan, mulai Juni 2025.
Menindaklanjuti edaran tersebut, Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah langsung mengaktifkan seluruh sumber daya yang ada. Kepala Dinas Kehutanan, Agustan Saining, memastikan bahwa jajaran di tingkat provinsi hingga tapak telah bersiaga penuh.
“Kami tidak bisa menunggu api menyebar. Petugas kehutanan, Manggala Agni, dan relawan Desa Peduli Api semuanya sudah siaga. Koordinasi juga terus kami perkuat dengan TNI, Polri, dan BPBD,” tegas Agustan, Minggu (8/6/2025).
Menurutnya, langkah cepat ini dimulai dari pemetaan wilayah rawan karhutla berbasis data historis dan kondisi vegetasi. Patroli darat ditingkatkan di kawasan dengan kerentanan tinggi terhadap kebakaran.
Selain itu, Dishut Kalteng juga aktif menyosialisasikan larangan pembukaan lahan dengan cara dibakar kepada masyarakat.
“Dalam kondisi cuaca yang ekstrem, api bisa menjalar dalam hitungan menit dan tidak bisa dikendalikan. Kami imbau masyarakat untuk tidak coba-coba membuka lahan dengan api,” ujarnya mengingatkan.
Dinas Kehutanan juga terus mendorong keterlibatan masyarakat dalam upaya deteksi dini serta pelaporan jika ada indikasi kebakaran. Menurut Agustan, keberhasilan pengendalian karhutla sangat ditentukan oleh partisipasi aktif semua pihak.
“Kolaborasi adalah kunci. Pemerintah, aparat keamanan, dan masyarakat harus satu suara dan satu gerakan,” tambahnya.
Dengan pendekatan preventif yang terukur dan respons cepat di lapangan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menargetkan penurunan drastis jumlah titik api dan luas lahan terbakar selama musim kemarau tahun ini.
Upaya ini menjadi bagian dari komitmen menjaga lingkungan hidup yang lestari dan masyarakat yang aman dari bencana asap. (mnc-red)

