MAHARATINEWS, Palangka Raya – Sekretaris Komisi I DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng), Pipit Setyo Rini, menyoroti peluang besar dari pelaksanaan program Optimalisasi Lahan (OPLA) dan cetak sawah di provinsinya.
Pipit menilai, program ini bukan hanya menjadi bagian dari agenda ketahanan pangan nasional, tapi juga memiliki potensi besar untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Program ini adalah bagian dari ketahanan pangan yang dicanangkan dalam Asta Cita Presiden Prabowo. Kami mendukung penuh karena manfaatnya bukan hanya dirasakan petani dan masyarakat, tapi juga bisa berkontribusi langsung pada pendapatan daerah,” ujar Pipit pada Selasa (15/4/2025).
Menurut legislator dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu, data terbaru menunjukkan luasan lahan yang dialokasikan untuk OPLA dan cetak sawah tahun ini mencapai 102.622 hektare.
Pipit menekankan, bahwa skala tersebut membawa dampak ekonomi yang besar, terutama dalam hal kebutuhan alat berat dan bahan bakar.
“Penggunaan alat berat dan BBM dalam proyek ini jangan hanya dilihat dari sisi teknisnya. Ini potensi fiskal yang sangat besar. Jika dikelola dengan baik, akan menjadi pemasukan signifikan bagi daerah,” ucapnya.
Pipit mendorong Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) untuk tidak pasif, melainkan aktif membangun koordinasi dengan Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Peternakan (TPHP) sebagai instansi pelaksana.
“Kami sudah punya dasar hukum yang jelas, yaitu Perda Nomor 8 Tahun 2023 tentang Pajak dan Retribusi Daerah. Perda itu memberi ruang bagi pemda untuk menarik pajak dari aktivitas penggunaan BBM dan alat berat di proyek-proyek pemerintah,” jelasnya.
Pipit menegaskan, bahwa DPRD akan terus mengawal pelaksanaan program ini dari sisi anggaran maupun regulasi, agar manfaat ekonominya benar-benar kembali ke daerah.
“Kami ingin memastikan daerah tidak hanya menjadi pelaksana proyek pusat, tapi juga mendapatkan nilai tambah dari setiap kegiatan pembangunan yang terjadi,” pungkas Pipit.
Dengan pendekatan terpadu dan koordinasi antarinstansi, program ini dinilai bisa menjadi model pembangunan pertanian yang tak hanya produktif, tetapi juga menopang kemandirian fiskal Kalteng secara berkelanjutan. (mnc-lesta).