Terimakasih
Sempatkanlah untuk klik iklan, karena itu gratis...!

Sahli Darliansyah Buka Pelatihan Juri FTIK XII

Sahli Darliansyah Buka Pelatihan Juri FTIK XII
Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, Darliansyah, saat memberikan sambutan.

MAHARATINEWS, Palangka Raya – Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan, Hukum, dan Politik, Darliansyah, secara resmi membuka Pelatihan Dewan Juri Festival Tandak Intan Kaharingan (FTIK) XII Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah, di Hotel Putra Kahayan, Jumat (26/9/2025) malam.

Pelatihan yang diikuti perwakilan dari 13 kabupaten dan 1 kota ini bertujuan menyiapkan juri yang berkompeten, menyamakan persepsi, serta merumuskan panduan teknis lomba agar pelaksanaan FTIK berjalan berkualitas.

Dalam sambutannya, Darliansyah menegaskan bahwa kegiatan ini menjadi langkah penting untuk menjaga integritas penilaian dalam festival budaya daerah.

“Dengan adanya pelatihan ini, para dewan juri dapat menyamakan persepsi, memahami juklak dan juknis, sekaligus memastikan setiap lomba berjalan adil dan transparan. Kompetensi juri menentukan kualitas festival, dan itu juga akan berdampak pada marwah budaya Kaharingan di Kalimantan Tengah,” ujarnya.

Darliansyah menambahkan, FTIK bukan hanya kegiatan seremonial, tetapi wadah memperkuat persatuan dan identitas masyarakat Dayak.

“Festival ini sejalan dengan visi pemerintah untuk mengangkat harkat dan martabat masyarakat Dayak dalam bingkai NKRI. Spirit kearifan lokal harus kita jadikan kekuatan bersama menuju Kalteng Berkah, Maju, dan Bermartabat,” imbuhnya.

Ketua Panitia Suwito sebelumnya menyampaikan, pelatihan ini sekaligus menjadi forum penyamaan panduan lomba agar festival yang akan digelar di Muara Teweh, Barito Utara, berlangsung lebih terarah dan profesional.

“Dewan juri yang cerdas dan berkompeten adalah kunci menjaga kualitas lomba sekaligus memastikan pesan budaya Kaharingan tersampaikan dengan baik,” jelas Suwito.

Melalui pelatihan ini, Pemerintah Provinsi Kalteng berharap FTIK XII tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana memperkuat kebersamaan, melestarikan tradisi, serta meneguhkan peran agama dan budaya dalam membangun masyarakat. (mnc-lesta)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *