Palangka Raya | Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, H. Edy Pratowo, menegaskan pentingnya profesionalisme dan sinergi Polisi Kehutanan (Polhut) dalam penegakan hukum terkait pelanggaran sumber daya alam.
Hal tersebut disampaikannya usai memimpin upacara peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Polisi Kehutanan ke-58 dengan tema “Bhakti Wirawana Wibawa”, di halaman Kantor Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Tengah, Senin (20/1/25).
“Kami mendorong Polisi Kehutanan untuk terus meningkatkan profesionalisme dalam melaksanakan tugas, khususnya dalam penegakan hukum terhadap pelaku pelanggaran di sektor sumber daya alam,” ujar Edy.
Ia juga menekankan, pentingnya dukungan anggaran dan operasional yang memadai untuk menunjang kinerja Polhut dalam menjaga kelestarian hutan.
Menurutnya, dukungan dari pemerintah, termasuk melalui Dana Bagi Hasil (DBH), telah menunjukkan komitmen terhadap pengelolaan kehutanan.
“Anggaran di bidang kehutanan terus meningkat. Ini digunakan untuk operasional, pelestarian, dan pemberdayaan masyarakat di sekitar kawasan hutan,” jelas Edy.
Namun, ia menyoroti tantangan besar yang dihadapi, terutama dalam mengatasi lahan kritis. Berdasarkan data PETA 2022, terdapat sekitar 870 ribu hektar lahan kritis di Kalimantan Tengah.
“Melalui gerakan-gerakan aksi nyata, Dinas Kehutanan diharapkan lebih aktif mengatasi lahan kritis. Kita juga harus membangun ekosistem yang lestari, termasuk flora dan fauna,” tegasnya.
Edy menambahkan bahwa upaya menjaga kelestarian hutan juga harus melibatkan berbagai pemangku kepentingan.
“Sinergi dengan berbagai pihak sangat penting, baik dengan lembaga pemerintah, masyarakat, maupun sukarelawan seperti Manggala Agni dan Damkar Kehutanan. Peran mereka sangat besar dalam menjaga ekosistem dan mengantisipasi bencana seperti kebakaran hutan,” katanya.
Ia juga menyoroti perlunya perhatian khusus terhadap kesejahteraan sukarelawan dan petugas lapangan.
“Mereka ini bertaruh nyawa menghadapi kebakaran hutan dan lahan. Perlu dipertimbangkan jaminan asuransi untuk mereka agar hak dan keselamatan mereka terjamin,” kata Edy, mengutip pentingnya perlindungan personel di lapangan.
Dengan refleksi dari tahun-tahun sebelumnya, Edy berharap target 2025 untuk mengurangi lahan kritis dan mencegah kebakaran hutan dapat tercapai.
“Melalui program yang konsisten, dukungan anggaran, dan personel yang memadai, kita optimis hutan Kalimantan Tengah dapat tetap lestari demi masa depan generasi mendatang,” pungkasnya. (mnc-red)