Terimakasih
Sempatkanlah untuk klik iklan, karena itu gratis...!
banner 728x250

Dikritik Soal Budaya Dayak Tak Juara Karnaval FBIM 2025, Pemprov Kalteng Beri Penjelasan

Dikritik Soal Budaya Dayak Tak Juara Karnaval FBIM 2025, Pemprov Kalteng Beri Penjelasan
Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalteng, dr. Seniriaty, MMKes, dalam konferensi pers, Sabtu malam (24/5/2025).

MAHARATINEWS, Palangka Raya – Unggahan Facebook yang ditulis oleh akun Andreas Junaedy ApankBontang memicu perdebatan publik terkait hasil lomba Karnaval Budaya dalam Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2025.

Dalam tulisannya, Andreas mempertanyakan objektivitas para juri dan menilai keputusan yang diambil tidak menghargai budaya Dayak di tanah sendiri.

banner 325x300banner 325x300

“Budaya Dayak yang ditampilkan DAD hanya jadi nomor 3, sedangkan pemenang malah dari luar,” tulis Andreas dalam unggahannya, Sabtu (24/5/2024).

Ia juga menyindir penampilan Fordayak yang hanya membawa bendera namun tetap masuk enam besar.

“Cuma bawa bendera saja, tidak ada atraksi tari atau budaya. Ini mata juri terbuat dari apa?” tulisnya dengan nada kecewa.

Tak hanya itu, Andreas menyebut keputusan juri sebagai bentuk kebodohan panitia dan memperingatkan Gubernur Kalimantan Tengah agar tidak dikelilingi oleh “penjilat” yang justru mencoreng nama daerah.

Ia bahkan mengklaim dalam tulisannya, bahwa telah menelpon langsung Ketua Dewan Juri untuk meminta penjelasan.

Menanggapi pernyataan tersebut, Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Kalteng, dr. Seniriaty, MMKes, memberikan klarifikasi resmi.

Ia menegaskan bahwa seluruh proses penjurian dilakukan secara profesional dan sesuai juknis (petunjuk teknis) yang sudah disepakati peserta saat technical meeting.

“Juri-juri yang kami tunjuk memiliki kompetensi dan legalitas. Mereka sudah berpengalaman di berbagai festival budaya serupa,” jelas Seniriaty dalam konferensi pers, yang berlangsung di Ruang Kerja Disbudpar Kalteng, Sabtu malam (24/5/2025).

Menanggapi tuduhan bahwa budaya lokal Dayak “dikesampingkan”, Seniriaty menjelaskan bahwa karnaval budaya tahun ini memang terbuka untuk semua kelompok dengan tema besar “Bersatu dalam Keberagaman Budaya di Kalimantan Tengah.”

Artinya, peserta dari berbagai latar belakang budaya tetap mendapat ruang yang adil selama sesuai kriteria lomba.

“Penilaian tidak semata-mata dilihat dari kuantitas peserta atau seberapa ramai penampilan, melainkan berdasarkan sinopsis, relevansi tema, originalitas, hingga kesesuaian dengan kriteria teknis lainnya. Semua telah dituangkan dalam juknis yang kami pegang,” ujarnya.

Seniriaty menegaskan bahwa pihaknya siap menerima komplain dalam waktu 1×24 jam setelah pengumuman pemenang, sesuai aturan yang berlaku.

“Kami terbuka terhadap pengaduan, asalkan disampaikan dengan bukti seperti foto atau video,” ungkapnya.

Pemerintah Provinsi Kalteng mengajak semua pihak menghargai keberagaman dan menjaga semangat persatuan dalam festival budaya ini.

FBIM bukan hanya milik satu kelompok, tapi milik semua warga Kalteng. Kami sangat menghargai semangat pelestarian budaya Dayak maupun budaya lain.

“Namun, keberagaman dan persatuan adalah semangat utama FBIM. Mari kita rayakan perbedaan ini dengan dewasa dan bijak,” pungkasnya. (mnc-red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *