Terimakasih
Sempatkanlah untuk klik iklan, karena itu gratis...!
Berita  

Simak, Isi Unggahan Andreas Junaedi Terkait Penjurian Karnaval Budaya

Simak, Ini Isi Unggahan Andreas Junaedi Penjurian Karnaval Budaya FBIM 2025
Sepenggal unggahan yang diambil dari akun resmi Andreas Junaedi ApankBontang

MAHARATINEWS, Palangka Raya – Sebuah unggahan di akun Facebook pribadi bernama Andreas Junaedi ApankBontang menjadi sorotan setelah menyampaikan kritik keras terhadap hasil penilaian lomba Karnaval Budaya dalam gelaran Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) Kalimantan Tengah Tahun 2025.

Unggahan tersebut menuai reaksi dari berbagai pihak, termasuk Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Kalimantan Tengah yang menyatakan bahwa isi unggahan tersebut menimbulkan polemik di tengah masyarakat.

Berikut isi lengkap unggahan Andreas Junaedi yang dipublikasikannya pada Sabtu (24/5/2025):

Entah bagai mana ini mata juri menilai dengam cara penglihatan gaib kah atau apa…????

1. Pemenang karnaval tetiba orang luar berarti kebudayaan kita Dayak kalteng yang dintampilkan DAD tidak lebih bagus dari budaya orang luar dan DAD Sendiri yang mengedepan kan khasanah budaya Dayak menampilkan INI DAYAK KALTENG tapi dimata juri BUDAYA DAYAK HANYA NO 3 SAJA

2. Fordayak hanya 6 orang cuma bawa bendera saja bisa 6 besar tidak ada penampilan lain hanya memamerkan bendera saja sedangkan banyak orang orang dayak atau dari DAD serta ormas lain melakukan atraksi pertunjukan tari menari tidak di perhatikan

Ini MATA JURI TERBUAT DARI APA YA….???

Koq bisa panitia dengan memilih juri melakukan hal terbodoh seperti ini

Memang lucu kalteng ini

Ini yang saya maksud para penjilat yang masuk lingkaran pemerintahan dengan menampilkan kebodohanya didepan Gubernur Agustiar Sabran

Hati hati pak Gubernur mereka akan melakukan hal terbodoh lagi yang akan membuat malu namamu, nama Kalteng, Nama Dayak tetentunya

Hari Ini Saya Langsung Menelpon Ketua Dewan Juri Karnaval Isen Mulang Ingat Karnaval Isen Mulang Bukan Karnaval Nusantara Dipahami Itu Dewan Juri Terhormat Walau Anda Orang Dayak Tapi Jiwa Dayak Anda Itu Tidak Ada Dan Anda Selalu Mengedepankan Orang Luar Dalam Kebudayaan Dayak Mu..!!!

Ketika Ditanya Balik Apakah Yang Cuma Bawa Bendera Pataka Saja Jalan Kaki Tanpa Menujukan Ketrampilan Ko Bisa Jadi 6 Besar Apakah Ada Ormas Yang Di Istimewakan Oleh Dewan Juri Langsung Blank Itu Kepala Dewan Juri Ditanya Balik

Hemmmm….

Atau Memang Pikiran Dewan Juri Lagi Heng Karena Tagihan Kredit Sehingga Cara Menilai Mereka Dipertanyakan Dengan Membuat Kebudayaan Orang Dayak Jadi No 3 Di Tanah Sendiri Sangat Sangat Memalukan Perbuatan Dewan Juri Ini Di Mata Ketua Dewan Adat Yang Dimana Gubernur Kalteng Itu Sendiri

Percuma Orang Dayak Pamer Tari Tarian Silat Kuntau Balendang Dan Lain Lain Kalah Dengan Budaya Luar, Kalah Dengan Yang Cuma Bawa Bendera Saja

Tahun Depan Tidak Usah Atraksi Tidak Usah Unjuk Ketrampilan Budaya Dayak Cukup Bawa Bendera Ormas Atau Ikut Budaya Orang Luar Saja Di Jamin Pasti Menang

Aksi Anak Anak Dayak Depan Gubernur Kalteng Kalah Sama Yang Bawa Bendera Ormas Dan Budaya Orang Luar, Mirisssdaya orang luar, mirisss.

Menanggapi unggahan tersebut, Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, dr. Seniriaty, MMKes,  menyayangkan cara penyampaian kritik yang tidak melalui mekanisme resmi pengaduan seperti yang diatur dalam petunjuk teknis (juknis) kegiatan.

Seniriaty mengungkapkan, bahwa komplain bisa diajukan dalam waktu 1×24 jam sejak pengumuman pemenang.

“Kami minta setiap komplain disertai bukti pendukung seperti foto, video, atau dokumen lain yang relevan. Ini penting agar proses evaluasi dapat berjalan secara objektif dan profesional,” ucapnya.

Hingga berita ini diturunkan, unggahan Andreas Junaedi tersebut masih bisa diakses publik dan terus menjadi bahan diskusi serta tanggapan dari warganet maupun komunitas budaya di Kalimantan Tengah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *