MAHARATINEWS, Palangka Raya – Provinsi Kalimantan Tengah mencatat inflasi sebesar 0,61 persen secara month-to-month (m-to-m) pada April 2025. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah, Agnes Widiastuti, menyampaikan hal tersebut saat konferensi pers di Ruang Vicon BPS Kalteng, Selasa (2/5/2025).
“Tarif listrik menjadi penyumbang utama inflasi dengan andil sebesar 0,60 persen, disusul oleh emas perhiasan sebesar 0,13 persen, serta ikan gabus, kangkung, dan bayam masing-masing 0,02 persen,” kata Agnes.
Meski mengalami inflasi, beberapa komoditas mencatat penurunan harga atau deflasi, seperti daging ayam ras yang memberi andil minus 0,17 persen, bahan bakar rumah tangga minus 0,04 persen, serta angkutan udara minus 0,03 persen. Bensin dan rampela hati ayam juga ikut menyumbang deflasi masing-masing sebesar 0,02 persen.
Agnes menjelaskan bahwa inflasi terjadi di seluruh kabupaten/kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Kalteng. “Inflasi tertinggi terjadi di Kota Palangka Raya sebesar 0,67 persen, disusul Kapuas 0,62 persen, Sampit 0,56 persen, dan Sukamara 0,29 persen,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa inflasi bulan ini didorong oleh normalisasi tarif listrik pascabayar setelah dua bulan diskon, serta kenaikan harga emas perhiasan yang dipicu ketidakpastian ekonomi global.
Secara nasional, inflasi m-to-m tercatat sebesar 1,17 persen, lebih tinggi dibanding Kalteng. Sementara itu, inflasi year-on-year (y-on-y) Kalteng mencapai 1,21 persen dan year-to-date (y-to-d) sebesar 1,29 persen.
“Meski terjadi inflasi, posisi Kalimantan Tengah tetap relatif stabil dan berada pada peringkat ke-6 inflasi m-to-m terendah di Indonesia,” pungkas Agnes. (mnc-red)