Terimakasih
Sempatkanlah untuk klik iklan, karena itu gratis...!

Disbun Kalteng Siapkan Tenaga Pendamping Sawit Rakyat Berbasis Kompetensi

Maharati News – Palangka Raya, Dalam rangka menyiapkan tenaga pendamping sawit rakyat berbasis kompetensi, Dinas Perkebunan (Disbun) Provinsi Kalteng melaksanakan workshop Rencana Aksi Daerah Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAD-PKSB) Kalteng Tahun 2022.

Acara dibuka oleh Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Kalteng Leonard S. Ampung, di Hotel Best Western Batang Garing, Kota Palangka Raya, Senin (21/11/22) pagi.

Plt Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalteng, H. Rizky R Badjuri mengatakan, kegiatan dimaksud bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pendamping sawit rakyat, dan pengurus kelembagaan organisasi petani sawit menuju kesiapan sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO), serta menyelenggarakan pelatihan pendamping sertifikasi usaha (ISPO) pekebun kelapa sawit berbasis kompetensi.

Sementara itu, Gubernur Kalteng H. Sugianto Sabran yang dalam hal ini diwakili oleh Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Kalteng Leonard S. Ampung menyambut baik terlaksananya Workshop.

Diharapkan melalui workshop tersebut dapat menghasilkan harmonisasi dan sinkronisasi antara RAD PKSB tingkat Provinsi dengan RAD PKSB tingkat Kabupaten/Kota maupun dengan Unit Pelaksana Teknis Kementerian.

Pada kesempatan tersebut Leonard juga menyampaikan kepada peserta Workshop agar betul-betul mendiskusikan hal-hal urgent dalam RAD PKSB di Kalteng, seperti:

1. Aspek legalitas lahan, perlu dilakukan pendataan dan penyelesaian, terutama terhadap lahan-lahan pekebun sawit swadaya maupun lahan perusahaan yang masih terindikasi berada dalam kawasan hutan.

2. Aspek kemitraan perusahaan dengan masyarakat sekitar kebun, perlu dilakukan pendataan dan penyelesaiannya karena setiap saat ada pengaduan masyarakat baik terhadap sengketa lahan maupun pembangunan kebun masyarakat bahwa sebagian belum sesuai ketentuan seluas 20% dari perizinan perusahaan.

3. Aspek budidaya kelapa sawit, bahwa belum semua petani mempraktekkan budidaya yang benar maka perlu peningkatan SDM Petani.

4. Aspek Sarana dan Prasarana, perlu peningkatan bantuan sarana dan prasarana kepada petani terutama sarana pemeliharaan dan peralatan pasca panen.

5. Aspek Hilirisasi dan Pemasaran, perlu dilakukan sinergi para pihak agar komoditi kelapa sawit di Kalimantan Tengah dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung terutama dukungannya terhadap ketersediaan pangan.

“Saya harapkan, aspek-aspek tersebut menjadi perhatian kita bersama, sebagai upaya kita semua dalam melakukan inventarisasi terhadap lahan-lahan pekebun sawit yang terindikasi dalam kawasan hutan, karena inti dari RAD PKSB adalah dalam rangka peningkatan produksi sawit dan peningkatan legalitas lahan para pekebun,” tandasnya.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Asisten Deputi Penguatan Pasar Dalam Negeri dan Tertib Usaha Kemenko Bidang Perekonomian Moch. Edy Yusuf dan Direktur Program SPOS Indonesia Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) Irfan Bakhtiar. (Perdi/MN).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *